REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Kesehatan  menyatakan akan terus menyelidiki dugaan wabah legionella di Bali  setelah dilaporkan ada beberapa turis Australia terkena serangan bakteri  tersebut. Bakteri ini menyerang saluran pernafasan.
Dalam  bahasa Inggris penyakit ini disebut Legionaire Disease dan masuk ke  dalam tubuh melalui pernafasan. Bakteri Legionella biasanya berkembang  di air, khususnya pada lingkungan yang hangat seperti pada bak mandi  dengan air panas, tangki berisi air panas, sistem pipa dan sistem  pendingin udara.
Dalam situs kalbe.co.id, legionellosis adalah  suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases.  Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis  adalah Legionella pneumophila.
 Legionellosis terjadi di  Philadelphia Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan jumlah kasus 182 dan  kematian 29 orang. Di Indonesia kasus ini ada di sejumlah tempat antara  lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999), dan di sejumlah kota  lainnya. Dari hasil survai tahun 2001 atas petugas air
menara sistem pendingin di hotel-hotel di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 90 persen  pernah terpajan bakteri Legionella.
Bakteri  Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau,  mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di  gedung bertingkat, hotel, spa, pemandian air panas, air tampungan sistem  air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik,  endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran, atau  benda asing lainnya. Bakteri ini juga terdapat di peralatan
rumah sakit seperti alat bantu pernafasan.
Legionella  pneumophila termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak  meragi D-glukosa, tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit. Koloni bakteri  ini hidup subur menempel di pipa-pipa karet dan plastik yang berlumut  dan tahan kaporit dengan konsentrasi klorin 26 mg/l. Legionella dapat  hidup pada suhu antara 5,7°C - 63°C dan hidup subur pada suhu 30°C -  45°C.
Penularan Legionella pada manusia, antara lain melalui aerosol di udara atau minum air yang mengandung
Legionella;  dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung  melalui peralatan pernafasan dan pengompresan luka dengan air yang  terkontaminasi. Masa inkubasi 1-10 hari.
"Di Australia, memang sering terjadi 'outbreak' penyakit ini. Dalam lima tahun terakhir sudah belasan kali," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE di Jakarta.